Desain Musholla– Musholla adalah tempat ibadah orang Islam yang memiliki ukuran dan fungsi lebih kecil dibandingkan masjid. Di Indonesia, bangunan musholla tersebar hampir di seluruh desa/ kampung yang ada pada daerah – daerah dengan beragam bentuk, desain, dan ciri khasnya sendiri.
Berbicara mengenai desain musholla minimalis, merupakan salah satu desain musholla yang menekankan pada keefektifan pemilihan unsur sederhana pada bangun ruang sehingga terlihat lebih luas dan lapang.
Sama seperti pembangunan masjid, pembangunan musholla sebagai fasilitas umum (bukan mushola rumah) perlu perencanaan yang baik oleh orang ahli dan berpengalaman serta memiliki latar belakang pengetahuan konstruksi yang memadai. Nah dalam artikel kali ini kita akan membahas mengenai tahapan – tahapan desain musholla minimalis. Mau tahu tahapannya? Yuk baca sampai akhir.
Aspek yang Perlu Diperhatikan pada Desain Musholla Minimalis
Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan pada desain musholla minimalis agar pengalokasian dana bisa disalurkan dengan tepat, pembangunan berjalan secara efektif dan efisien sehingga tidak sampai berhenti di tengah jalan. Aspek – aspek tersebut meliputi :
- Bagaimana rencana strategis terkait lahan, bangunan, dan infrastrukturnya?
- Bagaimana desain bangunannya?
- Berapa biaya yang harus dikeluarkan di setiap tahapannya?
- Bagaimana kekuatan dan keandalan struktur bangunannya?
- Dan lain sebagainya.
Jangan sampai karena perhitungan yang salah pada setiap komponen tersebut bangunan mushola menjadi tidak kokoh, konstruksi terlihat miring dan mau roboh. Tidak mau kan kalau semua usahanya sia – sia.
Tahapan Desain Musholla Minimalis
Penting buat arsitek mengetahui tahapan – tahapan dalam desain musholla minimalis. Adapun tahapan tersebut meliputi :
- Survey lapangan guna pendataan dan pengukuran tapak.
Pendataan tersebut juga meliputi kondisi awal sebelum dibangun (apakah sudah berupa bangunan atau masih berupa lahan), jaringan listrik, air, dan lain sebagainya. Sebaiknya survey ini melibatkan takmir mushola yang ditunjuk agar tidak salah dalam membangun.
- Penganalisisan terkait komplikasi data.
Data yang dimaksud adalah data pengukuran, dokumentasi foto, video, dan lain-lain. Karena desainnya desain minimalis, maka analisis ini harus mengarah pada teori bangunan minimalis secara umum/ general. Pun perlu pertimbangan dalam orientasi kiblat, iklim, curah hujan, aksesbilitas, kebutuhan ruang agar mushola bisa digunakan sebagaimana mestinya.
- Penyusunan zonasi dan sirkulasi.
Tahap ini merupakan tahap desain berbagai ruang di setiap tapak yang tersedia sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan desain. Zoning atau pengelompokan ruang diperlukan agar ruang – ruang yang ada bisa dimanfaatkan secara efektif dan efisien
- Pembuatan gambar pra-desain.
Gambar pra-desain ini meliputi gambar site-plan, denah, dan perspektif musholanya sehingga secara visual mudah dipahami dan dimengerti oleh siapapun. Baik masyarakat maupun tukang bangunannya. Nah jika desain tersebut telah disetujui oleh banyak pihak barulah dilakukan pembangunan tahap lanjut sampai ketika mushola tersebut siap digunakan.
Karakteristik Desain Musholla Minimalis
Seperti bangunan lain, musholla minimalis harus memiliki karakteristik dengan gambaran yang simple juga sederhana. Penentuan furniturenya pun tidak boleh sembarangan. Lebih baik lagi jika warna – warna tersebut disenadakan. Arsitek harus menggunakan warna – warna yang cerah agar mushola lebih terlihat lapang, memiliki sirkulasi udara dan cahaya yang maksimal, serta mudah dalam perawatannya.
Demikian penjelasan terkait tahapan desain musholla minimalis. Semoga mampu menambah wawasan kita semua, khususnya di bidang arsitektur bangunan Islam. Semoga bermanfaat, sekian dan terimakasih.
Untuk melihat hasil portofolio kami silakan klik disini.